Rencana pengoperasian jalur rel
KA ganda (double track) Solo-Madiun, mengancam ratusan hunian di bantaran rel
sepanjang jalur tersebut. Wali Kota Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo siap
mendampingi warga dalam memperjuangkan ganti hunian laik.
“Pengoperasian double track Solo-Madiun
berkonsekuensi pada pembersihan lahan bantaran rel dari rumah-rumah warga. Saya
sendiri yang akan mendampingi saat PT KAI menyosialisasikan tentang double track,” kata dia, Rabu
(25/09/2013).
Di Solo,
pembuatan rel KA ganda menuju Madiun akan melewati Purwosari sampai Pucangsawit
dengan sejumlah wilayah di Kelurahan Mangkubumen, Laweyan. Saking banyaknya
rumah di garis bantaran rel, wali kota yang akrab disapa Rudy ini, sampai tak
bisa merinci jumlah pasti bangunan itu. Kepada PT KAI, Rudy berharap
normalisasi bantaran rel dilakukan secara bijak dan manusiawi.
“Minimal
dilakukan seperti program relokasi pemkot. Tidak sekadar diberi uang bongkar,
tapi juga ganti rumah secara laik,” lanjutnya.
Dia meyakini
posisi warga cukup kuat di mata hukum dalam menempati tanah bantaran rel,
mengingat keberadaannya lebih dulu jika dibanding status penguasaan PT KAI pada
tahun 1996.
Menurut
Rudy, pengembalian hak kepada warga atas tanah yang ditempatinya beralasan
logis. Rudy berniat mendampingi sosialisasi supaya warga paham tentang
hak-haknya itu.
Nantinya, realisasi rel ganda ini
meliputi wilayah mulai Stasiun Balapan Solo-Stasiun Jebres-Stasiun Sragen
Kota-Stasiun Walikukun Ngawi-Stasiun Paron Ngawi-Stasiun Madiun.
Direktur Sarana Perkeretaapian
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Sugiadi Waluyo saat di Solo, Rabu tadi,
mengatakan rencana pembuatan rel ganda masih tahap kajian. Kemungkinan studi
kelaikan dikerjakan tahun depan. Sedangkan biaya sosial akibat proyek ini
menjadi bagian lain realisasinya pada 2015.
“Pembebasan lahan kemungkinan
2015 sedangkan studi rel ganda pada 2014,” terangnya.
Sumber : SINDO News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar